Kenapa Anak Takut Bertemu Orang Baru? Ini Alasannya

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Sebagai orang tua, mungkin Anda pernah mengalami momen ketika si kecil tiba-tiba menutup wajahnya atau bersembunyi di balik kaki atau badan Anda saat bertemu dengan orang baru. Skenario ini cukup umum, terutama pada anak usia balita. Tapi, apa sih yang sebenarnya membuat anak takut bertemu orang baru? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Takut bertemu orang baru adalah hal yang wajar terjadi pada anak, terutama di usia balita. Hal ini seringkali dipengaruhi oleh fase perkembangan, kepribadian, kurangnya paparan sosial, pengalaman buruk, atau bahkan kecemasan yang menular dari orang tua.

Sebagai orang tua, Anda memiliki peran penting untuk membantu anak mengatasi rasa takut ini. Dengan memberikan dukungan, kesabaran, dan pendekatan yang tepat, anak akan belajar merasa lebih nyaman di lingkungan sosial.

1. Fase Perkembangan yang Normal

Ketakutan pada orang baru sebenarnya adalah bagian normal dari perkembangan anak. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak usia 6 hingga 12 bulan sering menunjukkan tanda-tanda kecemasan terhadap orang asing, yang dikenal sebagai stranger anxiety. Ini terjadi karena pada usia tersebut, anak mulai mengenali siapa saja orang yang akrab di sekitarnya dan merasa lebih nyaman dengan mereka.

Biasanya, fase ini mulai berkurang seiring dengan meningkatnya kemampuan sosial dan kognitif anak. Namun, pada beberapa anak, rasa takut ini bisa bertahan lebih lama tergantung pada pengalaman sosial dan kepribadian mereka.

2. Kepribadian dan Temperamen Anak

Temperamen anak sangat memengaruhi bagaimana mereka merespons situasi baru, termasuk bertemu orang yang belum dikenal. Anak dengan temperamen pemalu atau cenderung introvert mungkin lebih sulit merasa nyaman dengan orang baru dibandingkan anak yang ekstrovert.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Child Development, beberapa anak memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap stimulus baru, termasuk kehadiran orang asing. Ini bukan berarti ada yang salah, tetapi lebih mencerminkan kepribadian bawaan mereka.

3. Kurangnya Paparan Sosial

Jika anak jarang berada di lingkungan sosial yang melibatkan banyak orang, mereka cenderung merasa takut atau cemas saat bertemu orang baru. Sebagai contoh, kondisi ini terjadi pada masa pandemi COVID-19 waktu lalu, di mana interaksi sosial anak menjadi sangat terbatas.

Anak yang tidak terbiasa bertemu banyak orang mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa nyaman di lingkungan baru. Karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan kesempatan bertemu dengan orang lain dalam suasana yang aman dan menyenangkan.

4. Pengalaman Buruk di Masa Lalu

Pengalaman negatif dengan orang baru, meskipun kecil, bisa meninggalkan kesan mendalam bagi anak. Misalnya, jika anak pernah merasa ditakut-takuti oleh seseorang yang tidak dikenal, ini bisa menyebabkan rasa takut yang berlanjut.

Penting bagi orang tua untuk memperhatikan bagaimana interaksi anak dengan orang lain, memastikan bahwa mereka selalu merasa aman dan dihormati.

5. Kecemasan Orang Tua yang Menular

Tahukah parents bahwa anak-anak sangat peka terhadap emosi orang tuanya? Jika Anda sendiri merasa cemas atau khawatir saat memperkenalkan anak pada orang baru, anak bisa menangkap sinyal tersebut dan merasakan hal yang sama.

Karena itu, penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan menunjukkan sikap positif saat memperkenalkan anak pada orang baru. Ini bisa membantu anak merasa lebih percaya diri dan nyaman.

Bagaimana Cara Mengatasi Rasa Takut Ini?

Jika anak takut bertemu orang baru, jangan khawatir. Ada banyak cara untuk membantu mereka mengatasi rasa takut tersebut. Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:

1. Jangan Memaksa Anak

Hal pertama yang perlu diingat adalah jangan pernah memaksa anak untuk langsung berinteraksi dengan orang baru. Memberikan tekanan hanya akan membuat anak semakin cemas. Sebaliknya, biarkan mereka mengenali orang baru tersebut dalam kecepatan mereka sendiri.

2. Perkenalkan Orang Baru secara Bertahap

Jika memungkinkan, cobalah memperkenalkan orang baru dari kejauhan terlebih dahulu. Misalnya, ajak anak melihat orang tersebut dari jarak tertentu sebelum mendekat. Setelah anak terlihat lebih nyaman, barulah ajak mereka untuk berinteraksi.

3. Beri Contoh Positif

Anak sering meniru perilaku orang tuanya. Jadi, tunjukkan sikap ramah dan santai saat bertemu orang baru. Berbicara dengan nada yang lembut dan penuh kehangatan juga bisa memberikan sinyal positif kepada anak bahwa situasi tersebut aman.

4. Gunakan Pendekatan Bermain

Bermain adalah cara terbaik untuk membantu anak mengatasi ketakutan mereka. Anda bisa bermain peran dengan boneka atau mainan lainnya untuk mensimulasikan pertemuan dengan orang baru. Ini bisa membantu anak mempersiapkan diri dan mengurangi rasa takut.

5. Beri Pujian dan Dukungan

Setiap kali anak berhasil berinteraksi dengan orang baru, berikan pujian. Katakan betapa bangganya Anda pada mereka. Dukungan positif ini akan meningkatkan rasa percaya diri anak dan membantu mereka merasa lebih nyaman di lain waktu.

6. Bangun Kepercayaan Diri Anak

Kepercayaan diri yang kuat adalah kunci agar anak merasa nyaman di lingkungan sosial. Anda bisa membantu membangun kepercayaan diri anak melalui kegiatan sehari-hari, seperti memberikan kesempatan untuk membuat pilihan atau menghargai usaha mereka.

7. Sabar dan Konsisten

Mengatasi rasa takut pada anak membutuhkan waktu. Jangan terburu-buru atau merasa frustrasi jika anak belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Tetap sabar dan terus mendukung anak dengan konsisten.

Kapan Harus Khawatir?

Meski ketakutan terhadap orang baru adalah hal yang normal, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai:

  • Anak terus-menerus menunjukkan ketakutan ekstrem hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Rasa takut ini bertahan hingga usia di atas lima tahun.
  • Anak menunjukkan tanda-tanda kecemasan lainnya, seperti sulit tidur, kehilangan nafsu makan, atau sering menangis tanpa alasan jelas.

Jika Anda merasa ada yang tidak biasa, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak atau dokter anak. Mereka bisa memberikan panduan lebih lanjut untuk membantu si kecil.

Jadi, jika si kecil takut bertemu orang baru, jangan khawatir berlebihan, ya! Perlahan tapi pasti, mereka akan belajar bahwa dunia di luar sana tidak seseram yang mereka bayangkan. Allaahu Yubarik Fii.

Ilustrasi: Pexels/Jual Pablo

Referensi:

  1. American Academy of Pediatrics. (2020). Understanding Stranger Anxiety in Young Children.
  2. Kagan, J., & Snidman, N. (1991). Temperamental Factors in Human Development. Child Development.
  3. Parenting Science. (2023). Helping Shy Children Interact with Others.

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *